Daftar isi konten
Ketika Anda memutuskan untuk membeli saham, Anda akan mencoba mencari cara menghitung dividen saham.
Hal tersebut merupakan sesuatu yang wajar mengingat Anda berinvestasi dengan tujuan awal untuk mendapatkan keuntungan.
Tetapi, sebelum Anda memikirkan pundi-pundi keuntungan yang dapat Anda terima, Anda harus memahami terlebih dahulu seluk beluk di dalamnya.
Baca juga: Cara Menanam Saham di Perusahaan
Bukan tanpa alasan pemahaman tentang dividen saham harus dilakukan. Ini karena dividen dibagi dalam waktu yang telah ditentukan.
Selain itu, jumlah dividen yang Anda terima didapat dari persentase saham dengan seluruh saham yang dimiliki perusahaan.
Artinya, akan ada penentuan untuk memberikan dividen sesuai dengan lembar yang Anda investasikan.
Banyak langkah yang dilakukan dalam pembagian dividen. Sehingga, sebagai seseorang yang tertarik untuk berinvestasi saham atau sudah memutuskan untuk membeli saham, Anda harus benar-benar memahaminya.
Untuk mengetahui perhitungan dividen saham, Anda bisa menguliknya lebih lanjut dengan membaca penjelasan di bawah ini.
Apa Itu Dividen
Secara umum, dividen merupakan keuntungan untuk investor yang didapatkan dari lembar saham yang dimiliki serta nilai saham yang ada dalam perusahaan.
Besaran keuntungan yang akan diberikan sebelumnya dirumuskan terlebih dahulu oleh Pemegang Saham. Rapat yang dilakukan biasa disebut sebagai Rapat Umum Pemilik Saham.
Dalam rapat tersebut, perusahaan akan menghitung berapa dividen yang dapat diberikan kepada investor.
Perhitungan tersebut dilakukan guna mencapai kesepakatan bagi kedua belah pihak agar tidak ada investor atau pemilik saham yang berselisih.
Dengan begitu, aset perusahaan juga akan terjaga dan menjamin kelangsungan jalannya perusahaan.
Ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan dalam pembagian dividen. Saat membagikan dividen, beberapa perusahaan memiliki kebijakannya sendiri.
Jika dalam satu tahun, keuntungan perusahaan tidak mencapai batas aman, maka dividen bisa saja dikalkulasikan nanti setelah keuntungan perusahaan menunjukkan angka positif.
Ada juga perusahaan yang memberikan pilihan bagi investornya untuk menyimpan dividen atau menarik seluruh dividen.
Apabila dividen disimpan, maka investor bisa mengambilnya ketika waktu yang sudah ditentukan olehnya.
Tetapi jika dividen ditarik saat itu juga, maka dividen akan dikirimkan kepada investor dalam waktu dekat.
Bervariasinya kebijakan perusahaan dalam penentuan dividen membuat banyak investor memilih perusahaan yang sesuai dengan keinginannya.
Sehingga, jika Anda masih awam dalam dunia saham, Anda juga harus menentukan perusahaan mana yang memiliki prinsip sama dengan Anda dalam hal pembagian dividen.
Sama atau tidaknya persepsi akan sangat menentukan perjalanan penanaman modal lewat saham yang Anda lakukan.
Tidak jarang orang gagal dalam terjun ke dunia saham karena pemahaman yang tidak mumpuni.
Maka dari itu, memahami dividen itu sendiri perlu dilakukan dengan teliti dan detail. Kalau dimungkinkan, Anda juga perlu meminimalisasi masalah karena dividen.
Pembagian Dividen yang Sering Dilakukan
Di banyak perusahaan di Indonesia, pembagian dividen dilakukan dengan menambahkan nilai dalam saham seorang investor.
Contohnya, jika seorang investor memiliki jumlah lembar saham sebesar 5% dari saham seluruh perusahaan, maka perusahaan akan menambahkan beberapa lembar saham sesuai dengan dividennya.
Anggaplah jika tahun ini investor mendapatkan keuntungan 0,5%. Lembar saham tambahannya akan diberikan sesuai dengan perhitungan.
Semakin lama investor menginvestasikan modalnya dalam saham, maka akan semakin banyak juga lembar saham yang investor tersebut dapatkan.
Walaupun tidak secara uang tunai, namun secara nilai saham itu bertambah.
Alasan mengapa banyak perusahaan melakukan praktik seperti ini adalah kebutuhan atas cadangan uang bagi perusahaan.
Dividen atau keuntungan yang ada, nantinya akan diputar kembali untuk membantu kelanjutan perusahaan.
Selama hal tersebut diperkirakan dengan baik, maka perusahaan tidak akan bangkrut karena hal tersebut.
Rumus Kebijakan Dividen
Ketika sebuah perusahaan telah mendapatkan angka keuntungan dari penjualannya, perusahaan akan menghitung dividen untuk dibagikan kepada investor dengan rumus kebijakan dividen.
Rumus kebijakan inilah yang dapat menjadi acuan dalam menghitung dividen yang diterima oleh investor.
Untuk menetapkan kebijakan dividen yang seimbang, perusahaan menggunakan metode Dividend Payout Ratio atau yang sering disebut sebagai DRP.
Dengan DPR, dividen akan ditentukan dengan dividen per share dan earning per share (EPS) dalam suatu periode. Lalu, bagaimana cara menghitung Dividend Payout Ratio?
Perhitungan DPR dilakukan dengan 3 cara. 3 cara tersebut adalah sebagai berikut:
Membagi dividen dengan nilai laba bersih
Untuk perhitungan ini, Anda hanya perlu membagi total dividen dengan laba bersih perusahaan.
Misalnya, dividen perusahaan A tahun 2020 sebesar Rp 200.000.000. Kemudian, laba bersih perusahaan A sebesar Rp 300.000.000.
Maka, DPR yang didapatkan adalah hasil bagi dari total dividen dan laba bersih. Yang dalam rumus matematisnya dapat ditulis dengan Rp 200.000.000 : Rp. 300.000.000 = 66,7%. Sehingga, DPR yang diperoleh adalah 66,7%.
Memakai Retention Ratio
Retention Ratio adalah istilah untuk menunjukkan bahwa sebuah laba ditahan dalam perusahaan.
Bagi perusahaan yang belum memiliki modal yang begitu besar, perhitungan DPR dengan RR dapat bermanfaat.
Caranya, Anda perlu membagi saldo laba yang ditahan dengan saldo laba bersih.
Setelah itu, hasil RR yang ditemukan dikurangi 1 yang merupakan perwujudan dari 100%.
Contohnya, sebuah perusahaan memiliki laba yang ditahan sebesar Rp 200.000.000 dan laba bersih sebesar Rp 600.000.000. Hasil pembagian tersebut ialah 0,33.
Lalu, hasil pembagian antara laba bersih dengan laba yang ditahan dikurangi dengan angka 1. Sehingga, 1 – 0,33 adalah 0,66.
Artinya, DPR yang dimiliki perusahaan sebesar 66%, sesuai dengan perhitungan yang dilakukan dengan Retention Ratio.
Menggunakan Pembagian DPS dan EPS
DPS ialah singkatan dari Dividen Per Share, sedangkan EPS adalah singkatan dari EPS. Pembagian satu ini sudah banyak digunakan oleh perusahaan besar dalam menentukan dividen.
DPS dapat ditemukan dengan membagi dividen bersama jumlah lembar saham. Adapun, untuk EPS, variable yang dibagi ialah laba bersih dan jumlah lembar saham.
Misalnya, sebuah perusahaan memiliki laba bersih sebesar Rp 500.000.000, lembar saham sebanyak 50.000.000, dan dividen sebesar Rp 200.000.000. Perhitungannya dapat direalisasikan dengan cara berikut:
DPS = dividen yang dibagi : jumlah lembar saham = Rp 200.000.000 : 50.000.000 = 4
EPS = laba bersih : jumlah lembar saham = Rp 500.000.000 : 50.000.000 = 10
DPR = DPS : EPS = 4 : 10 = 0,4 atau 40%
Sehingga, DPR yang didapat sebesar 40%. Setelah itu, perusahaan dapat menyisihkan 40% dari dividen untuk dibagikan kepada investor perusahaan tersebut.
Cara Menghitung Dividen Saham
Bicara soal pembagian dividen, setiap perusahaan memiliki cara tersendiri dalam membagi dividen.
Hal tersebut persis seperti apa yang sudah dijelaskan di atas. Sebagian besar pembagian dividen bergantung pada kesepakatan atau metode yang dirasa paling tepat untuk kedua belah pihak.
Cara membagi dengan memperhatikan kepentingan kedua belah tersebut dilakukan untuk menjaga hubungan antara investor dengan perusahaan.
Karena, bagaimana juga, seorang pemilik saham membutuhkan investor untuk menjalankan usahanya. Semakin banyak modal, maka perusahaan akan semakin kuat dalam bersaing di industri yang ditekuni.
Namun secara teknis, cara pembagian dividen biasanya dilakukan dengan memberikan tanggal deklarasi.
Tanggal yang dimaksud disini adalah tanggal resmi pembagian saham yang ditentukan emiten.
Tanggal tersebut mencakup tanggal pencatatan, tanggal pembayaran, wujud pembayaran (tunai atau saham baru), dan segala informasi dasar tentang pembagian saham.
Setelah itu, terdapat tanggal cum-dividen yang menunjukkan tanggal terakhir aktivitas perdagangan untuk perhitungan dividen yang lebih tepat.
Penentuan tanggal cum-dividen juga dimaksudkan agar tidak ada perbedaan pendapat dengan investor. Karena sudah jelas tanggal penutupan perdagangan saham perusahaan.
Ada juga tanggal ex-dividen yang merujuk pada tanggal ketika tidak ada lagi perhitungan dividen.
Sehingga, jika Anda menginvestasikan pada tanggal tersebut, dividen yang diterima akan didapat di periode selanjutnya.
Beberapa hal lain yang berkaitan dengan tata cara pembagian dividen diantaranya adalah:
- Penentuan nama-nama penerima dividen
- Penentuan distribusi dividen yang dilakukan oleh perusahaan, apakah ke KSEI atau broker
- Penentuan waktu dividen dapat diberikan pada rekening investor
Setelah mengetahui tata cara pembagian, Anda juga perlu memahami berapa saham baru atau uang tunai yang Anda dapatkan. Menggunakan Dividend Payout Ratio, Anda bisa mengetahui keuntungan yang Anda terima.
Contohnya, perusahaan Anda memiliki laba bersih sebesar Rp 1.000.000.000 dan DPR yang didapat adalah 40%. Anda dapat mengalikan laba bersih dan DPR tersebut, kemudian hasil perkalian dapat dikali dengan jumlah saham yang Anda miliki. Hasil dari perkalian tersebut adalah Rp 400.000.000.
Variabel lain yang perlu Anda perhatikan, bahwa setelah laba bersih dan DPR dikalikan, maka Anda perlu membaginya dengan jumlah saham di perusahaan.
Mari kita asumsikan bahwa lembar saham yang dimiliki perusahaan sebanyak 1.000.000 dan Anda memiliki sebanyak 1.000 lembar.
Otomatis, dividen yang didapatkan adalah sebesar Rp 400.000.000 dibagi 100.00, lalu dikalikan dengan jumlah saham yang Anda dimiliki. Dimana secara matematis, perhitungannya dapat dijabarkan sebagai berikut:
Dividen : Rp 1.000.000.000 x 40% = Rp 400.000.000
Rp 400.000.000 : 1.000.000 = Rp 400
Rp 400 x 1.000 = Rp 400.000
Sehingga, keuntungan yang Anda dapatkan dari berinvestasi perusahaan tersebut sebanyak Rp 400.000.
Lain cerita jika Anda diberikan saham baru oleh perusahaan. Maka mudahnya, Rp 400.000 tersebut digunakan untuk membeli 1.000 saham lagi.
Keduanya sama-sama menguntungkan. Tergantung dari bagaimana Anda ingin mendapatkan keuntungan tersebut.
Jika memang Anda lebih suka mendapatkan uang tunai secara langsung, maka cara akumulasi yang sudah dijelaskan lebih cocok untuk Anda.
Jika Anda lebih senang berinvestasi dengan jangka waktu lama, maka penambahan saham akan membuat Anda tertimpa keuntungan di kemudian hari.
Walaupun di awal Anda akan merasakan kesulitan, dividen tersebut akan menjadi lebih banyak dari yang Anda bayangkan.
Menggunakan Kalkulator Dividen Saham
Apabila Anda masih ragu dalam menghitung dividen secara manual, Anda bisa menggunakan kalkulator investasi yang sudah dapat Anda temukan dengan mudah.
Anda hanya cukup mencarinya di mesin pencari, lalu pilihlah kalkulator investasi yang paling bagus.
Dengan kalkulator investasi, Anda dapat mendapat perhitungan untuk dividen saham.
Berinvestasi memang berisiko, namun di situlah letak keseruannya. Dengan mengetahui cara menghitung dividen, Anda dapat melakukan investasi dengan penuh strategi ke depannya.
Semoga artikel tentang cara menghitung dividen saham ini bermanfaat untuk Anda.
Pingback: Berapa Keuntungan Saham Per Bulan yang Berpotensi Anda Dapatkan