Berapa Keuntungan Saham Per Bulan yang Berpotensi Anda Dapatkan

By Content Writer | Maret 21, 2021
keuntungan saham per bulan

Keuntungan saham per bulan memang sangat menarik untuk diketahui.

Apalagi jika kamu seorang investor pemula, maka sangat perlu untuk bisa memperkirakan keuntungan yang di dapat setiap bulannya.

Seperti apa caranya? Simak penjelasan berikut ini agar kamu lebih memahaminya.

Baca juga: Cara Menghitung Dividen Saham

Berapa Keuntungan Saham Per Bulan?

Besarnya keuntungan per bulan dari investasi saham tidak bisa dipastikan. Namun, bagi yang sudah berpengalaman dalam investasi saham, mereka bisa menghasilkan keuntungan sekitar 15% hingga 20% per tahun.

Hal ini berarti keuntungan per bulan rata-rata antara 1,2 hingga 1,7 persen. Bahkan, trader yang sudah ahli bisa menghasilkan keuntungan bermain saham per bulan mencapai 3%.

Keuntungan Saham Per Bulan

Perlu diketahui sebelumnya, kita tidak bisa langsung serta merta membeli saham di BEI (Bursa Efek Indonesia).

Terlebih dahulu kamu perlu mendaftar akun melalui perusahaan sekuritas.

Perusahaan sekuritas tersebut akan menjadi perantara kita dalam membeli saham. Kemudian barulah transaksi jual beli saham bisa kamu lakukan.

Saat bermain trading atau jual beli saham di pasar modal, tentu yang menjadi tujuan utama adalah meraup keuntungan.

Investasi saham memungkinkan investor bisa mendapatkan keuntungan berlipat ganda dalam jangka waktu tertentu.

Bahkan, keuntungan yang didapat digadang-gadang cukup besar bila dibandingkan dengan jenis investasi lain.

Berbanding lurus dengan keuntungannya, investasi saham mempunyai risiko kerugian yang sama besarnya.

Untuk meminimalisir risiko kerugian ini, investor harus jeli memantau pergerakan harga saham serta memperkirakan nilai keuntungan investasi yang akan didapat.

Maka dari itu, kamu harus benar-benar memahami cara berinvestasi saham agar tidak mengalami kerugian.

Keuntungan yang bisa kamu dapatkan dari berinvestasi saham bisa berasal dari 2 hal, yaitu capital gain dan dividen.

Untuk mengetahui lebih lanjut, simak penjelasan di bawah ini beserta cara menghitung investasi saham.

Dividen

Dividen adalah keuntungan yang berasal dari perusahaan emiten yang kamu beli sahamnya.

Besarnya dividen ini ditentukan oleh keadaan finansial perusahaan tersebut dalam satu periode.

Dividen dibagikan oleh emiten kepada investor setidaknya sekali dalam setahun.

Tetapi jika pembagian dilakukan secara bertahap, investor bisa menerima dividen sebanyak 2-3 kali.

Beda halnya bagi para trader saham, dividen bisa diperoleh dalam waktu singkat bahkan dalam hitungan menit saja. Kok bisa?

Kuncinya adalah membeli saham di hari cum date. Cum date  merupakan hari terakhir pencatatan diri sebagai orang yang berhak menerima dividen.

Jadi, cukup dengan membeli saham di menit terakhir sebelum bursa tutup atau sebelum pukul 15.50 WIB.

Lalu jika pada hari berikutnya saham tersebut dijual di menit pertama saat bursa buka (jam 09.00 WIB), maka orang tersebut tetap dianggap mempunyai hak untuk menerima dividen.

Hari penentuan cum date sendiri biasanya hanya berlangsung selama satu hari saja. Untuk hari berikutnya disebut ex cum date yang berarti hari cum date sudah berakhir.

Perlu kamu ketahui, keuntungan yang diperoleh dari dividen memang tidak sebanyak deposito bank, sekitar 1 hingga 5 persen saja.

Meski begitu, nilai ini bisa lebih tinggi jika kamu sudah membeli saham tersebut sejak 10 tahun yang lalu.

Karena harga saham tersebut tentunya mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.

Contohnya, pada tahun 2018 kamu membeli suatu saham dengan harga 900 rupiah.

Setelah kamu memiliki saham ini selama setahun atau kurang, kamu berhak atas dividen sebesar 3%. Terlihat sedikit memang.

Tetapi jika kamu menjualnya pada tahun 2020 ketika harganya sudah naik menjadi 1.500 rupiah misalnya. Sehingga keuntungan yang kamu dapat tidak hanya 3% saja.

Dengan kata lain, jika harga saham yang kamu miliki mengalami kenaikan lebih dari 50%, maka nilai dividennya juga ikut naik menjadi sekitar hampir 5%.

Begitu seterusnya, nilai dividen akan terus berlipat ganda seiring naiknya harga saham. Hal ini karena perhitungan mengacu pada modal awal saat membeli saham tadi saat harganya masih 900 rupiah.

Capital Gain

Capital gain adalah keuntungan yang berasal dari selisih harga jual dan harga beli.

Dalam hal ini harga jual saham lebih tinggi dari harga saham saat pertama kali membelinya.

Tidak seperti dividen, keuntungan yang berasal dari capital gain bisa kita dapatkan kapanpun.

Kita bisa menjual saham pada saat jam perdagangan saham BEI masih berlangsung.

Kita bisa mendapatkan keuntungan dengan menjual saham milik kita yang telah mengalami kenaikan harga.

Tapi, pastikan juga harga tersebut lebih tinggi dari fee trading perusahaan sekuritas kamu.

Jangan sampai keuntungan yang kamu dapatkan tidak sesuai harapan karena telah terpotong biaya fee trading.

Misalnya saja satu bulan yang lalu kamu membeli saham dengan harga Rp 2 ribu per lembar, lalu hari ini kamu menjual saham tersebut dengan harga Rp 3 ribu per lembar.

Maka, kamu memperoleh keuntungan dari selisih harga tersebut sebesar seribu rupiah per lembar. Inilah yang disebut dengan capital gain.

Kemudian kamu bisa menghitung total keuntungan trading saham. Tinggal kalikan saja keuntungan tersebut dengan jumlah lembar saham yang kamu miliki.

Misalnya kamu memiliki saham 900 lembar. Lalu kalikan 900 lembar dengan Rp 1.000, maka hasilnya yaitu Rp 900.000.

Terakhir, tinggal kurangi dengan pajak dan fee trading sesuai perusahaan sekuritas yang kamu pilih.

Mengapa Sulit Memprediksi Keuntungan Investasi Saham?

Dengan memantau pergerakan saham juga bisa melatih kemampuan kamu dalam menganalisa emiten mana yang berpeluang bisa memberikan keuntungan.

Lalu, apakah kita bisa memprediksi keuntungan saham yang akan kita dapatkan per bulannya?

Jawabannya adalah belum tentu. Karena memang harga saham bersifat fluktuatif dan sulit diprediksi.

Misalnya saja sebuah saham saat ini harganya Rp 500. Bisa saja hari berikutnya atau bahkan dalam hitungan jam, harga saham tersebut mengalami kenaikan atau penurunan.

Perubahan harga saham di pasar modal secara tiba-tiba seperti ini merupakan hal yang biasa terjadi.

Hal inilah yang mengharuskan para investor harus pandai-pandai memilih saham yang akan dibeli.

Faktor yang Mempengaruhi Naik Turun Saham

Perlu diketahui juga, naik turunnya harga saham dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah sebagai berikut.

Aksi Korporasi Perusahaan

Aksi korporasi perusahaan merupakan keputusan atau kebijakan yang diambil perusahaan demi keberlangsungan kegiatan usaha.

Perusahaan harus bisa cermat dalam menentukan aksi karena bisa mempengaruhi naik turunnya harga saham.

Aksi perusahaan ini bisa berupa merger, joint venture, pembagian dividen, divestasi, hingga right issue.

Aksi korporasi perusahaan sering kali membuat harga saham mengalami penguatan atau bahkan sebaliknya.

Investor akan menilai kebijakan yang diambil oleh perusahaan. Jika dipandang bisa menjadikan masa depan perusahaan lebih baik, maka tingkat kepercayaan investor terhadap perusahaan tersebut akan menguat. Kemudian harga saham juga akan ikut meningkat.

Fundamental Perusahaan

Faktor lain yang bisa mempengaruhi fluktuasi harga saham yaitu keadaan fundamental perusahaan.

Hal ini bisa dilihat dari laporan keuangan emiten, prospek bisnis atau tren, pangsa pasar, siklus bisnis, dan sebagainya.

Perusahaan emiten dengan fundamental yang baik dapat mendorong pergerakan harga saham lebih stabil.

Kalaupun mengalami penurunan, maka tidak akan separah emiten yang mempunyai neraca keuangan atau fundamental yang buruk.

Maka dari itu, sangat penting bagi kamu untuk memilih emiten dengan fundamental yang baik.

Dengan begitu kamu bisa meminimalisir risiko kerugian saat berinvestasi saham.

Kinerja Perusahaan

Kinerja suatu perusahaan kerap dijadikan tolok ukur bagi para investor maupun analis fundamental dalam mengkaji saham perusahaan.

Diantaranya dalam hal modal, utang, dividen, hingga laba perusahaan dalam periode tertentu. Pengkajian ini bisa mempengaruhi naik turunnya harga saham. 

Perusahaan dengan prospek yang cerah dan memiliki kinerja yang bagus akan lebih disukai para investor.

Perusahaan yang menawarkan dividen yang lebih besar berarti dapat memberikan imbal balik (return) yang tinggi.

Hal ini mengakibatkan banyak investor tertarik membeli saham tersebut. Sehingga secara otomatis akan membuat harga saham mengalami penguatan.

Kebijakan Pemerintah

Harga saham bisa dipengaruhi oleh kebijakan yang dibuat pemerintah. Kebijakan tertentu bisa saja berdampak langsung pada perekonomian.

Tidak hanya perekonomian negara, perusahaan-perusahaan yang menjual saham mereka juga ikut terpengaruh.

Bahkan, fluktuasi harga saham bisa meningkat drastis meskipun kebijakan tersebut baru sebatas wacana saja.

Sederet kebijakan Pemerintah yang bisa mempengaruhi pergerakan harga saham diantaranya seperti kebijakan Penanaman Modal Asing (PMA), kebijakan utang, kebijakan perseroan,, kebijakan ekspor impor, dan lain sebagainya.

Isu sensitif semacam ini biasanya dimanfaatkan bagi para pemain saham tipe trader untuk mencari keuntungan.

Nilai Kurs Rupiah

Bagi perusahaan yang bisnisnya terikat dengan mata uang asing, nilai tukar rupiah bisa menjadi faktor utama terjadinya fluktuasi harga saham.

Seperti halnya perusahaan yang bergerak di bidang impor, perubahan nilai kurs rupiah akan sangat mempengaruhi perhitungan keuntungan dan beban utang.

Melemahnya nilai tukar rupiah menyebabkan biaya operasional yang harus ditanggung perusahaan semakin tinggi. Hal ini secara otomatis juga bisa menyebabkan harga saham mengalami penurunan.

Contohnya saja harga berbagai saham di Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sering melemah disebabkan oleh melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Kondisi Ekonomi Makro

Kondisi ekonomi makro menjadi salah satu penyebab langsung terjadinya fluktuasi harga saham.

Diantaranya seperti tingkat inflasi, tingginya jumlah pengangguran serta naik atau turunnya suku bunga acuan dan nilai ekspor impor yang berdampak langsung pada nilai tukar rupiah terhadap mata uang dolar AS.

Di samping itu, pergerakan harga saham juga berkaitan erat dengan tingkat suku bunga perbankan.

Harga saham di BEI akan cenderung turun ketika suku bunga perbankan mengalami peningkatan.

Hal ini mungkin saja disebabkan oleh banyak investor yang beralih ke instrumen perbankan karena menawarkan keuntungan yang lebih banyak dibandingkan bermain saham.

Itulah penjelasan mengenai keuntungan saham per bulan. Keuntungan saham memang tidak bisa dipastikan karena nilai investasi saham itu sendiri bersifat fluktuatif.

Meskipun begitu, kamu bisa mendapatkan keuntungan secara konsisten jika sudah mempunyai pengalaman bertransaksi saham yang cukup.

Semoga penjelasan di atas bisa menambah pengetahuan dan membantu kamu untuk mendapatkan keuntungan dalam berinvestasi saham.

Rate this post
Author: Content Writer

Penulis lepas di toiletbisnis.com. Berikan komentar terbaik anda, untuk menyempurnakan blog ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.